Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda debgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (1) Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelebihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, di antaranya adalah sebagai antioksidan, antit

TOKSIKOLOGI

A. FASE TOKSODINAMIK      * membahas interaksi antara molekul tokson atau obat pada tempat kerja spesifik, yaitu reseptor.      * proses-proses yang terkait dimana pada akhirnya timbul efek toksik atau terapeutik.      * ikatan xenobiotik-reseptor-> reversible.      * ikatan xenobiotik-reseptor-> irreversible. B. RESEPTOR      didefinisikan sebagai salah satu makromolekul (biopolimer) jaringan sel hidup, mengandung gugus         fungsional atau atom-atom terorganisasi, reaktif secara kimia dan bersifat khas, dan dapat berinteraksi      secara terpulihkan (reversible) dengan mlekul obat yang mengandung gugus fungsional khas,         menghasilkan respons biologis tertentu.      1. Konsekuensi Praktis          *Pada dasarnya reseptor menentukan hubungan kuantitatif antara dosis atau konsentrasi obat dan            efek farmakologis.          *Reseptor bertanggung jawab pada selektivitas kerja obat.          *Reseptor-reseptor menjembatani kerja antagonis farmakologi.