Skip to main content

TOKSIKOLOGI

A. FASE TOKSODINAMIK
     * membahas interaksi antara molekul tokson atau obat pada tempat kerja spesifik, yaitu reseptor.
     * proses-proses yang terkait dimana pada akhirnya timbul efek toksik atau terapeutik.
     * ikatan xenobiotik-reseptor-> reversible.
     * ikatan xenobiotik-reseptor-> irreversible.

B. RESEPTOR
     didefinisikan sebagai salah satu makromolekul (biopolimer) jaringan sel hidup, mengandung gugus   
     fungsional atau atom-atom terorganisasi, reaktif secara kimia dan bersifat khas, dan dapat berinteraksi
     secara terpulihkan (reversible) dengan mlekul obat yang mengandung gugus fungsional khas,   
     menghasilkan respons biologis tertentu.
     1. Konsekuensi Praktis
         *Pada dasarnya reseptor menentukan hubungan kuantitatif antara dosis atau konsentrasi obat dan
           efek farmakologis.
         *Reseptor bertanggung jawab pada selektivitas kerja obat.
         *Reseptor-reseptor menjembatani kerja antagonis farmakologi.

     2. Aspek Funfsi Reseptor
         *Sebagai determinan hubungan kuantitatif antara konsentrasi obat dan respon/tanggapan.
         *Sebagai protein regulator dan komponen penerus sinyal kimiawi yang melengkapi terget-target obat
           penting.
         *Sebagai determinan utama terhadap efek terapeutik dan toksik pada pasien.

Comments

Popular posts from this blog

MATERI AEROSOL

BAG I PENGERTIAN AEROSOL I.1 Pengertian secara umum Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi.  Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat. I.2 Menurut FI III Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup. I.3 Menurut FI IV Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran...

MAKALAH ANALISA MAKANAN “PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG”

MAKALAH ANALISA MAKANAN “PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG” Kelompok 5: 1.       ADE IDA LAILATUL 2.       AHMAD FAUZI 3.       EVA NIKMATUL KHUSNA 4.       SISKA DESI ARIYANI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN AJARAN 2013-2014 KATA PENGANTAR             Bismillahirrohmannirrahim,             Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta sholawat beriring salam untuk rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.                         Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyajian dala...

UJI BIOAVAILABILITAS – BIOEKIVALENSI

UJI BIOAVAILABILITAS – BIOEKIVALENSI Pengertian Bioavailabilitas dan Bioekivalensi Bioavailabilitas adalah Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/ aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin. Bioavailabilitas absolut: bila dibandingkan dengan sediaa intravena yang bioavailabilitasnya 100% Bioavailabilitas relatif : bila dibandingkan dengan sediaan bukan intravena. Bioekivalensi Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama akan menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan. Jika bioavailabilitas nya tidak memenuhi kriteria bioekivalen maka kedua produk obat tersebut disebut bioinekivalen . A.    ...