Skip to main content

MAKALAH ANALISA MAKANAN “PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG”



MAKALAH ANALISA MAKANAN
“PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG”


Kelompok 5:
1.      ADE IDA LAILATUL
2.      AHMAD FAUZI
3.      EVA NIKMATUL KHUSNA
4.      SISKA DESI ARIYANI




INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2013-2014


KATA PENGANTAR
            Bismillahirrohmannirrahim,
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta sholawat beriring salam untuk rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.
                        Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyajian dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
            Akhirnya, harapan penulis semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Kediri, 6 Januari 2014

                                                                                                                                    Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pangan yang dikonsumsi manusia sehari-hari pada umumnya memerlukan pengolahan. Pada pengolahan pangan seringkali ditambahkan bahan tambahan pangan yang dimaksudkan untuk mempertahankan mutu,lebih menarik dengan rasa enak,rupa,dan konsistensinya baik,mencegah rusaknya pangan,dan untuk meningkatkan atau memperbaiki penampakan agar pangan tersebut lebih disukai konsumen.
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala. Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah – kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan pemakaian BTP secara optimal.
Tepung terigu yang masih baru digiling biasanya berwarna kekuning-kuningan. Warna ini dapat diperbaiki secara perlahan selama penyimpanan. Dengan penambahan bahan pemutih , maka perbaikan warna dapat dipercepat, misalnya ditambah benzoil peroksida, oksida-oksida dari nitrogen. Khlorin dioksida dan komponen khlorin lainnya.
Pemutih dan pematang tepung adalah beberapa diantara jenis kelompok bahan tambahan pangan yang digunakan. Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan pangan yang seringkali digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya, dengan maksud karateristik warna putih yang merupakan ciri khas tepung yang bermutu baik tetap terjaga,begitu halnya dimaksudkan untuk memperbaiki mutu selama proses pengolahannya seperti dalam hal pengembangan adonannya selama pemanggangan.
Zat pemutih dan pematangan tepung untuk memperbaiki mutu tepung mungkin berfungsi sebagai bahan pemutih atau pemucat saja atau berfungsi meningkatkan daya pengembangan terigu/pengembangan adonan atau gabungan keduanya.
      Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida yang berlaku sebagai pemucat saja atau penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifat-sifat pemanggangan roti.  Bahan yg dapat berlaku sebagai pemutih/pemucatan maupun pengembangan antara lain Ozon, Klorin dan klorin dioksida, Nitrosil klorida, dan Oksida nitrogen
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah fungsi penambahan bahan tambahan pada bahan pangan?
2.      Apakah fungsi penambahan bahan tambahan pemutih dan pematang pada tepung?
3.      Apa saja contoh bahan tambahan pemutih dan pematang pada tepung?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui fungsi penambahan bahan tambahan pada bahan pangan
2.      Untuk mengetahui fungsi penambahan bahan tambahan pemutih dan pematang pada tepung
3.      Untuk mengetahui contoh bahan tambahan pemutih dan pematang pada tepung













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Bahan Tambahan Pangan
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala. Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah – kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan pemakaian BTP secara optimal.
Menurut Winarno 1980 BTP atau ´food additive´ yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat essensial dalam makanan, dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen dan tidak merupakan penipuan.
  Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat. Kenyataannya masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun tidak dapat langsung  dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan sakit. Penyimpangan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang sering dilakukan oleh produsen pangan, yaitu : 1) Menggunakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya untuk makanan; 2) Menggunakan BTP melebihi dosis yang diizinkan.  Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP yang melebihi batas akan membehayakan kesehatan masyarakat, dan berbahaya bagi pertumbuhan generasi yang akan datang. Karena itu  produsen pangan perlu mengetahui peraturan-peratun yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mengenai penggunaan BTP.
Secara khusus tujuan penggunaan BTP di dalam pangan adalah untuk : 1) Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan; 2) Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut, 3) Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera, 4) Meningkatkan kualitas pangan dan 5) menghemat biaya.  Produsen produk pangan menambahkan BTP dengan berbagai tujuan, misalnya membantu proses pengolahan, memperpanjang masa simpan, memperbaiki penampilan dan cita rasa, serta pengaturan keseimbangan gizi.
Berdasarkan fungsinya, menurut peraturan Menkes No. 235 tahun 1979, BTP dapat dikelompokan menjadi 14 yaitu : Antioksidan; Antikempal; Pengasam,penetral dan pendapar; Enzim; Pemanis buatan; Pemutih dan pematang; Penambah gizi; Pengawet; Pengemulsi, pemantap dan pengental; Peneras; Pewarna sintetis dan alami; Penyedap rasa da aroma, Sekuestran; dll.  BTP dikelompokan berdasarkan tujuan penggunaanya di dalam pangan.
Pengelompokkan BTP yang diizinkan  digunakan pada makanan dapat digolongkan sebagai : Pewarna; Pemanis  buatan; Pengawet; Antioksidan; Antikempal;  Penyedap dan penguat rasa serta  aroma; Pengatur  keasaman; Pemutih dan pamatang tepung; Pengemulsi; Pemantap dan pengental; Pengeras, Sekuestran, Humektan, Enzim dan Penambah gizi.
B.     Pemutih dan Pematang Tepung
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan pangan yang dijadikan untuk pemutihkan dan pematangan tepung. Penambahan bahan pemutih dan pematang tepung diharapkan dapat mempercepat proses pematangan dan untuk mendorong pengembangan adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti selama penyimpanan. Proses pematangan dengan bahan kimia berarti meniadakan pematangan dengan menyimpan dalam jangka lama dan mahal, memerlukan pencegahan kerusakan tepung oleh hama dll.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan, Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pematangan.
Beberapa bahan pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk pangan, antara lain :
a.       Natrium stearoil-2-laktat, untuk adonan kue ( 5g/kg bahan kering ), roti dan sejenisnya ( 3,75g/kg tepung )
b.      Asam askorbat, untuk tepung ( 200mg/kg )
Bahan-bahan yang termasuk bahan pemutih dan pematang tepung di antaranya:
  1. Asam Askorbat
  2. Aseton Peroksida
  3. Azodikarbon Amida
  4. Kalsium stearoil
  5. Natrium Stearil Fumarat
  6. Natrium Stearoil
  7. L-Sisteina (Hidroklorida)
Beberapa bahan tambahan makanan seperti pembentuk cita rasa seperti koumarin, safrol, minyak kalamus, dan sinamil antranilat, semuanya dilarang. Masing-masing mempunyai daya pengoksidasi yang tinggi, sehingga tidak bisa digunakan sebagai BTM mamin berlemak, karena akan memicu ketengikan. Bahan pemutih dan pematang yang diizinkan adalah asam askorbat.
MEKANISME REAKSI DAN PENGGUNAAN BAHAN PENAMBAH PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG
Proses pemutihan pada tepung dapat terjadi akibat proses oksidasi senyawa karotenoid yang terdapat dalam tepung. Kelompok pemutih dan pematang tepung bersifat oksidator, meskipun mekanisme keduanya berbeda dalam melakukan fungsi masing – masing. Proses oksidasi menyangkut perubahan ikatan rangkap konjugasi menjadi berkurang, akibatnya senyawa karotenoid teroksidasi menjadi tidak berwarna. Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida yang berlaku sebagai pemucat saja atau penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifat – sifat pemanggangan roti. Contoh bahan yang dapat berlaku sebagai pemutih/pemucat yaitu ozon (O3), klorin (Cl2), klorin dioksida (ClO2), nitrosil klorida (NOCl), dan oksida nitrogen (NO2 dan N2O4). Sedangkan bahan organik yang dapat digunakan dalam perbaikan kondisi proses pembuatan adonan adalah NH4Cl, (NH4)2 SO4, CaSO4, (NH4)3PO4, dan CaHPO4. Bahan – bahan itu ditambahkan ke dalam adonan untuk menyediakan nitrogen bagi pertumbuhan yeast dan membantu pengendalian pH.
Zat pemutih dan pematangan tepung untuk memperbaiki mutu tepung mungkin berfungsi sebagai bahan pemutih atau pemucat saja atau berfungsi meningkatkan daya pengembangan terigu/pengembangan adonan atau gabungan keduanya.
Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida yang berlaku sebagai pemucat saja atau penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifat-sifat pemanggangan roti.  Bahan yg dapat berlaku sebagai pemutih/pemucatan maupun pengembangan antara lain Ozon, Klorin dan klorin dioksida, Nitrosil klorida, dan Oksida nitrogen
Oksidator yang berfungsi sebagai pematang adonan,bukan berfungsi terhadap perbaikan warna tepung adalah potassium bromat,potassium iodat,kalsium iodat,kalsium peroksida,garam persulfat dan perborat,serta vitamin C .
Bahan anorganik yang dapat digunakan dalam perbaikan kondisi proses pembuatan adonan adalah NH4Cl , [NH4]2SO4 , CaSO4 , [ NH4]3PO4 dan CaHPO4.
KOMPONEN DAN SIFAT-SIFAT KIMIA
        Penggunaan bahan tambahan pangan pemutih&pematang tepung serta pengeras dalam suatu pengolahan bahan pangan erat kaitannya dengan reaksi atau efek yang ditimbulkan bahan kimia tersebut dalam bahan pangan.
        Komponen bahan pangan yg sering merupakan sasaran reaksi dari bahan tambahan makanan adalah kelompok protein,karbohidrat,lemak,vitamin,mineral,alcohol dan lain-lain. Sifat kimia pemutih dan pematang berhubungan dengan sifat yang dapat mengoksidasi atau mereduksi komponen penurun mutu yang terdapat dalam bahan pangan. Sedangkan sifat kimia pengeras erat kaitannya dgn kemampuan bahan tersebut membentuk jaringan atau ikatan yg kokoh dgn komponen bahan misalnya dengan pectin dlm jaringan tanaman.
Sifat-sifat bahan tambahan dapat meliputi sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia pemutih dan pematang tepung terutama berhubungan dengan sifat yang dapat mengoksidasi atau mereduksi komponen penurun mutu yang terdapat dalam bahan pangan. Sedangkan sifat fisika erat kaitanya dengan kelarutan dalam air, alkohol, dan pelarut lainnya, bentuk kristal, dan titik lelehnya.
          Komponen dan sifat-sifat kimia dari bahan tambahan pangan pemutih dan pematang tepung adalah sbb :
1.     Pemutih dan pematang tepung
Asam askorbat [ Vitamin C ]
Adalah suatu reduktor kuat karena mempunyai struktur  enediol yg mudah teroksidasi menjadi bentuk keto atau dehidro atau bentuk teroksidasi.
Aseton peroksida
Senyawa berwujud cairan,bersifat oksidator,larut dalam air dan alcohol, tidak larut dalam pelarut organic seperti petroleum eter,kloroform dll
L – sistein (hidroklorida)
merupakan asam amino nonesensial, bentuk L-sistein disebut gelucysteine, berbentuk tablet heksagonal dalam pelarut air
EFEK TERHADAP KESEHATAN
    Membicarakn tentang efek terhadap kesehatan dari bahan tambahan pangan pemutih dan pematang tepung serta pengeras maka perlu diketahui keberadaan komponen penyusun tersebut,manfaat dan bahaya,batas toleransi yang diperbolehkan bila digunakan sebagai bahan asupan tubuh serta mekanisme reaksi yang terjadi bila masuk ke dalam tubuh manusia.
Salah satu uji toksisitas untuk menetapkan batas-batas keamanan BTP dalam kesehatan, yaitu percobaan di laboratorium dengan hewan percobaan, atau apabila memungkinkan hasil pengamatan pada manusia. Dan selanjutnya interpretasi dan analisis data untuk memeperoleh kesimpulan tentang aseptabilitas atau penolakan bahan yang diuji sebagai BTP.
    Beberapa contoh efek dari bahan tambahan pangan pemutih,pematang terhadap kesehatan adalah  sebagai berikut ;
a.     Bahan pemutih dan pematang  ( Senyawa organic dan garam-garam organic )
>> Asam askorbat { Vitamin C }
Bahan pangan yang mengandung bahan tambahan asam askorbat vitamin C dsiketahui bebas dari pengaruh merugikan bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam dosis untuk pencegahan timbulnya penyakit. Peran fungsional vitamin C adalah suatu kofaktor untuk hidroksilase protokolagen, yaitu suatu enzim yang bertanggung jawab untuk hidroksilase residu prolil dan lisil dalam rantai peptida protein jaringan pengikat. Kelebihan vitamin C dapat mnyebabkan diare, karena vitamin C dapat diserap oleh usus dengan cara difusi sederhana atau dengan cara transpor aktif. Dan vitamin C yang tidak diserap oleh usus halus akan dialirkan ke usus besar, yang menimbulkan perubahan tekanan osmotik di dalam usus besar, yang berakibat meningkatnya kandsungan air feses (feses berair).
>> Kalsium steroil-2-laktilat, natrium steroil fumarat,dab natrium-2-laktilat
Toksisitas pemasukan kalsium yang berlebihan dapat menyebabakan  hiperkalsemia dalam darah yang trrjadi apabila dalam tubuh terjadi kelainan klinik.
Ion-ion pengurai dari bahan-bahan kimia tersebut dapat berperan dalam pembentukan jaringan tulang. Toksisitas pemasukan kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan  hiperkalsimea dalam darah yang terjadi apabila dalam tubuh terjadi kelainan klinik. Sedangkan Natrium perannya sangat penting dalam menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur tekanan osmosis jaringan. Konsentrasi Na yang tinggi dapat diekskresikan bersama kalor melalui urine dan keringat.
>> L – sistein
Berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan jaringan tubuh. Kelebihannya dapat ditemukan alam urine. Defisiensi dari L –sistein bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit seborrhea, keruhan kuku atau jaringan tanduk { keratin }, dan alopecia.
BAHAN TAMBAHAN KIMIA YANG DILARANG
          Bahaya merupakan kemungkinan timbulnya cacat atau luka akibat penggunaan bahan secara sengaja. Adapun bahan tambahan kimia yang dilarang digunakan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI adalah asam boraks, asam salisilat, diethylpyrocarbonate, dulcin, pottasium chlorate, chlorampenicol, minyak sayur terbrominasi, nitrofurazon, dan formaldehid
A.   SIFAT KIMIA dan FISIK serta EFEK terhadap KESEHATAN
1.     Asam Borat
Senyawa ini mempunyai sifat kimia dengan jarak lebur 171° C, larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tak larut dalam eter, dan merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa. Efek farmakologi dan toksisitas senyawa boron atau asam borat merupakan bakterisida lemah. Namun, jika dipakai secara berulang atau absorpsi berlebihan, dapat mengakibatkan toksik (keracunan).
2.     Dulsin
Kristal dulsin membentuk jarum yang menkilap, dan mempunyai titik cair kristal terletak pada suhu 173-174° C, serta larut dalam 50 bagian air mendidih atau 25 bagian alkohol. Konsumsi dulsin yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang membahayakan terhadap kesehatan. Maka dulsin tidak diizinkan oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk dipakai sebagai pemanis bahan pangan di Amerika Serikat.
3.     Formalin (Formaldehida)
Merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau hampir tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan, dan rasa membakar. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.. Juga dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan funsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Sedangkan dalam jumlah yang sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. 



BAB III
IDENTIFIKASI
1.     Analisis Pemutih dan Pematang Tepung dalam Bahan Pangan
a.     Asam Askorbat
    Metode analisis titrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol
    Metode analisis dengan titrasi yodium
    Metode analisis dengan Spektrofotometri
    Metodologi analisis dengan mikrofluorometri
    Metodologi penentuan vitamin C dengan HPLC
b.     Aseton Peroksida
    Metode analisis dengan titrasi permanganometri
    Metode analisis kualitatif dengan Spektrofotometri
c.      Metode HPLC dari Asam Stearoil-2-Laktilat dan Asam Stearil Fumarat
    Preparasi sampel
    Kondisi kromatograf
    Kalibrasi dan efisiensi ekstraksi
d.     L-sisteina (Hidroklorida)
    Metode gas cairan (GLC)



BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan, Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pematangan.
Bahan-bahan yang termasuk bahan pemutih dan pematang tepung di antaranya:
a.                   Asam Askorbat
b.                  Aseton Peroksida
c.                   Azodikarbon Amida
d.                  Kalsium stearoil
e.                   Natrium Stearil Fumarat
f.                   Natrium Stearoil
g.                  L-Sisteina (Hidroklorida)


Comments

Popular posts from this blog

PENETAPAN KADAR ANTALGIN DALAM TABLET

BAB I PENDAHULUAN I.1   Latar Belakang      Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Anief, 1999)      Analgetik atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya agranulositosis, obat ini sudah lama peredarannya dibanyak negara, antara lain Amerika serikat, Swedia, Inggris dan Belanda. (Raharja 2007)      Berbagai cara dapat dilakukan untuk menentukan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat fisiko-kimianya. Antalgin dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode titrasi iodimetri. Titrasi Iodimetri adalah titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih r

CONTOH KEMASAN SEDIAAN KRIM HERBAL