Skip to main content

metode pembuatan emulsi

Metode Pembuatan Emulsi

a.  Metode Gom Kering (Metode Kontinental)

Pada Metode Gom kering atau yang biasa dikenal dengan nama metode “4:2:1”, formula yang digunakan untuk membuat corpus emulsi adalah 4 bagian minyak, 4 bagian air, dan 4 bagian gom (atau emulgator). Sedangkan pada metode Kontinental, formulanya adalah “4:3:2”. Setelah corpus emulsi ini terbentuk, bahan – bahan formulatif cair lainnya yang larut dalam fase luar, ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Ada pun zat – zat formulatif lainnya yang berbentuk padat seperti pengawet, stabilizer, pewarna, perasa, dll dilarutkan dalam fase luar terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke dalam corpus emulsi. Sedangkan zat – zat formulatif yang dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan paling akhir.
b.    Metode Gom Basah

Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk emulsi, kemudiaan diencerkan denganm sisa air.

c.    Metode Botol Forbes

Metode ini cocok untuk pembuatan emulsi yang berisi minyak – minyak menguap dan mempunyai viskositas rendah. Serbuk gom dimasukkan ke botol kering, tambah 2 bagian air dan dikocok kuat dalam keadaan botol tertutup rapat. Tambahkan minyak dan air secara bergantian sedikit demi sedikit sambil terus dikocok setiap kali dilakukan penambahan air dan minyak. Metode ini kurang cocok untuk minyak kental karena viskositasnya yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk dikocok dan dicampur dengan gom dalam botol.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH ANALISA MAKANAN “PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG”

MAKALAH ANALISA MAKANAN “PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG” Kelompok 5: 1.       ADE IDA LAILATUL 2.       AHMAD FAUZI 3.       EVA NIKMATUL KHUSNA 4.       SISKA DESI ARIYANI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN AJARAN 2013-2014 KATA PENGANTAR             Bismillahirrohmannirrahim,             Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta sholawat beriring salam untuk rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.                         Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyajian dala...

MATERI AEROSOL

BAG I PENGERTIAN AEROSOL I.1 Pengertian secara umum Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi.  Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat. I.2 Menurut FI III Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup. I.3 Menurut FI IV Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran...

UJI BIOAVAILABILITAS – BIOEKIVALENSI

UJI BIOAVAILABILITAS – BIOEKIVALENSI Pengertian Bioavailabilitas dan Bioekivalensi Bioavailabilitas adalah Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/ aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin. Bioavailabilitas absolut: bila dibandingkan dengan sediaa intravena yang bioavailabilitasnya 100% Bioavailabilitas relatif : bila dibandingkan dengan sediaan bukan intravena. Bioekivalensi Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama akan menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan. Jika bioavailabilitas nya tidak memenuhi kriteria bioekivalen maka kedua produk obat tersebut disebut bioinekivalen . A.    ...